Sunday, September 5, 2010

Davos, Permen Kebanggaan Purbalingga



Permen itu di produksi oleh PT Slamet Langgeng yang terletak di Kandang Gampang, dekat Pasar Lama Purbalingga . Nama Slamet diabadikan dari nama Gunung Slamet yang tinggi menjulang di wilayah daerah purbalingga. Sedangkan langgeng berarti abadi.
Mengutip situs wikimu Davos diproduksi sejak tahun 1931. Jadi, Kalau diitung-itung berarti sudah berumur 79 tahun. Saat ini, perusahaan produsen permen Davos dipimpin oleh Budi Handojo Hardi yang merupakan generasi ketiga dari perusahaan produsen permen Davos. Perusahaan keluarga itu didirikan oleh kakek Budi Handojo, yaitu Siem Kie Djian.
Permen davos dikemas dalam bungkus berwarna biru tua dengan tulisan warna putih mencolok. Konon sejak jaman dulu hingga sekarang tak juga berubah sedikitpun, ya begitu itu. Warna, ukuran, desain bahkan rasanya tetap dipertahankan hingga kini.
Setiap bungkus terdapat sepuluh buah permen berwarna putih berbentuk bulat dan padat. Di komposisinya tertulis : gula, stearic acid, dextrin, gelatin, menthol dan pepermint oil. Di bungkus luarnya tertulis : Permen Davos Pepermint dan Extra Strong Permen.
Karena diproduksi di Purbalingga, tentu saja permen ini sangat familiar bagi warga daerah plat R alias Banyumas. Dulu, waktu saya kecil membeli permen davos seharga kalau tidak salah sekitar Rp 100 rupiah sudah merupakan kemewahan. Biasanya saya makan sekali hanya setengah potong biar tidak terlalu pedas.
Permen ini juga sering kali menjadi bekal bagi para petani untuk mengolah sawahnya. Jadi, saat musim tanam atau panen tiba permen ini sudah pasti laku keras. Ketika musim haji tiba, permintaan permen Davosnya meningkat karena jamaah haji asal purbalingga menggunakanya untuk bekal di pesawat.
Meski peredarannya terbatas dan tidak pernah memasang iklan, permen ini tetap langgeng hingga sekarang. Permen Davos pun tetap menjadi kebanggan warga purbalingga. (GES)

1 comment: